01 October 2023

A Quick Recap of IT Volunteers

A Quick Recap of IT Volunteers

Hello everyone, after a long time we can finally meet again on this blog. First of all, I want to thank you for visiting my simple blog again.

Today is a special day, because in this article I use English. Maybe you are wondering the reason why I use English and the easiest answer is to complete one of the assignments given by my English lecturer, which is to write a blog about my experiences collaborating with other people in English.

With the aim of completing the task as well as increasing the number of visits to other articles on this blog, here I will summarize one of the big themes on this blog, namely IT Volunteer.


IT Volunteer is an activity that aims to invite IT activists in Indonesia and the world to make real and positive contributions to others and the world by volunteering. Where IT activists are invited to work together to build a healthy and quality digital climate in society.

My experience of participating in this activity occurred when I was doing an internship at BLC Telkom Klaten. What is quite unique about this internship is that there is a phase for doing IT Volunteering in villages and the place I went to was Towangsan, a village in Gantiwarno subdistrict, Klaten, Central Java, Indonesia.

In approximately 9 days, my teammates and I worked as IT volunteers. With the help of the Towangsan village community who are friendly and easy to work with, here is an outline that I can summarize in this blog article.

The first day was the day where we met with village officials with the aim of discussing the systems, facilities and infrastructure in the village as well as the village community's hopes for the results of this IT Volunteer activity. We also met with several members of the youth organization to seek support for the success of this activity in the future. And in the evening, there was an inauguration activity for village officials and we were introduced to the people of Towangsan village.

On the second day, our team was divided into several groups with different parts of work. I am part of the section that manages the village website with the aim of developing and improving the website pages that will be used by Towangsan village. The website was built with a CMS (Content Management System), namely OpenSID and WordPress. We are also building a hotspot portal that will be used for wifi at the Towangsan village hall.

On the third day, our team introduced the OpenSID application, which is a village information system, to Towangsan village officials. With SID it is hoped that it can help village governments in several ways, namely, village offices are more efficient and effective, village governments are more transparent and accountable, public services are better, and residents have better access to village information.

On the fourth day, we input data on Towangsan village residents into OpenSID with the aim of storing the data in a more secure and easily accessible system.

On the fifth day, we input data in the form of books into a website-based library management application with CMS, namely SLIMS (Senayan Library Management System). With SLIMS, we can manage and organize the books in the Towangsan village library so that it will make things easier for librarians in this village.

On the sixth and seventh day, we again provided information on the infrastructure we had built to the community in Towangsan village. We also shared how to use computers with elementary school students in Towangsan village. We again conducted counseling and created a blog for PKK or Family Welfare Empowerment in the village.

On the eighth and ninth day, we put the website we had built online on the internet. In it, we explain the potential that exists in Towangsan village. We also provided guidance to village communities and tested print-outs of correspondence from the OpenSID application.

I think that's enough to tell you about one of my many experiences collaborating with other people. Thank you for reading to the end, I hope to see you again.

08 May 2022

Perbedaan antara Bluetooth dan Wifi

Istilah "nirkabel" telah digunakan selama lebih dari satu abad. Ini mengacu pada komunikasi tanpa kabel yang lebih dikenal saat ini sebagai radio.

Perbedaan antara Bluetooh dan Wifi

Hari ini ketika kita membahas jaringan nirkabel , kita mungkin tidak akan membahas radio. Namun, gelombang radio masih menjadi kunci cara Bluetooth dan Wi-Fi beroperasi, yang memungkinkan perangkat Anda terhubung satu sama lain atau ke internet

Kelahiran Bluetooth

Hal yang menarik dari nama “Bluetooth”  ia jauh lebih tua dari teknologi nirkabel. Perusahaan di balik nama itu menjelaskan bahwa itu adalah nama panggilan Raja Harald “Bluetooth” Gormsson yang menyatukan Denmark dan Norwegia pada tahun 958 yang menonjolkan warna giginya yang mati.

Pada tahun 1996 Jim Kardach dari Intel menyarankan nama itu untuk merujuk pada konsep penyatuan: “King Harald Bluetooth…terkenal karena menyatukan Skandinavia. sama seperti itu bluetooth bermaksud menyatukan PC dan industri seluler dengan tautan nirkabel jarak pendek.” Meskipun tidak dimaksudkan untuk menjadi versi final dari nama tersebut, tapi akhirnya nama itu mencuat.

Jarak antara perangkat Bluetooth seringkali jauh lebih kecil, seperti dalam kasus penggunaan keyboard nirkabel dalam jarak beberapa cm dari komputer Anda atau headset nirkabel di dekat ponsel Anda. 
Bluetooth beroperasi pada rentang 2400-2483,5 MHz dalam pita frekuensi ISM 2,4 GHz. Data dibagi menjadi beberapa paket dan dipertukarkan melalui salah satu dari 79 saluran Bluetooth yang ditunjuk (masing-masing memiliki bandwidth 1 MHz).

Versi BLE (Bluetooth Low Energy)

Seperti semua teknologi, Bluetooth tentunya berkembang. Bentuk asli yang beberapa orang mungkin sebut Bluetooth klasik telah diciptakan kembali lebih dari sekali, paling signifikan pada tahun 2011 ketika merilis versi 4.0 AKA Bluetooth Low Energy (BLE), yang membuat beberapa orang menyebut versi lain sebagai Bluetooth Classic (BC).

Cara BLE mencapai pengurangan konsumsi energi adalah dengan tetap dalam mode tidur sampai dibangunkan oleh aktivasi melalui koneksi. Jumlah energi yang dihemat cukup mengesankan.
Menurut The Droids on Droids, di sebuah blog Android, ia dapat mencapai "konsumsi daya sebanyak 100x lebih rendah" daripada rekan klasiknya. Itu karena BC mengkonsumsi watt penuh, BLE hanya mengkonsumsi energi 0,1-0,5 watt.

Cara Kerja:

“Data dikirim dalam paket kecil (20 byte), tetapi jangkauannya bisa lebih dari 100 meter (330 kaki) dan latensi minimum antara status tidak terhubung ke transfer data yang dapat dihitung dalam beberapa milidetik, sementara di BT Classic itu sekitar 100 ms (milidetik). ”
Akibatnya, untuk menyalakan perangkat BLE dasar hanya membutuhkan baterai yang sangat kecil. Baterai sel koin 1.000 mAh kecil dapat bertahan hingga dua tahun, menurut blog.

Mengapa Bluetooth Klasik Masih banyak digunakan?

Mengingat efisiensi BLE yang mengesankan, orang mungkin berpikir bahwa itu telah sepenuhnya menggantikan versi klasik. Tapi nyatanya itu tidak terjadi, karena versi hemat energi tidak menyediakan transmisi tanpa gangguan yang diharapkan dari tugas komputer dan ponsel.
Orang rela mengorbankan daya baterai untuk untuk transfer data dua arah terus menerus dengan throughput Aplikasi tinggi (hingga 2,1 Mbps). Itu sebabnya Bluetooth yang memungkinkan "streaming audio dan video, atau mouse dan perangkat lain yang membutuhkan tautan broadband berkelanjutan" adalah versi klasik.

Wi-Fi

Mirip seperti Bluetooth, Wi-Fi bekerja menggunakan frekuensi radio. Tetapi tidak terbatas pada jarak pendek dan itu memungkinkan untuk LAN (jaringan area lokal). Dalam jaringan itu, perangkat Wi-Fi dapat terhubung selama berada dalam jangkauan sinyal, yang dapat mencapai 100 meter.

Wi-Fi adalah nama merek dagang yang digunakan untuk merujuk ke perangkat yang menggunakan standar IEEE 802.11. Produsen produk harus menyelesaikan pengujian sertifikasi interoperabilitas Wi-Fi, seperti yang dilakukan oleh Wi-Fi Alliance, untuk memberi label perangkat sebagai perangkat Wi-Fi.

Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994, Wi-Fi dapat bekerja pada 2,4, 3,6, dan 5 GHz dengan bandwidth 11 Mbps, dan latensi 150 ms. Wi-Fi biasa digunakan untuk memungkinkan akses ke internet. sehingga rumah, kantor, perpustakaan, atau hotel dapat memiliki beberapa perangkat yang mengambil layanan tanpa dicolokkan yang biasa disebut jaringan nirkabel.
Bentuk koneksi itulah yang memungkinkan Internet of Things (IoT), untuk memiliki rumah pintar, perangkat, dan peralatan yang dapat diakses melalui internet dari mana saja. 

20 June 2019

Pengertian Snort dan Fungsinya

  Snort adalah sistem pendeteksi intrusi jaringan yang dapat berjalan pada Sistem Operasi UNIX/GNU/Linux dan Microsoft Windows, aplikasi ini sangat ringan di dalam penggunaannya serta bisa didapatkan secara gratis.

      Secara garis besar, Snort adalah sebuah program yang memiliki tiga fungsi atau tiga modus operasi. Snort dapat dipakai dalam packet sniffer mode sehingga bekerja sebagai sniffer sama seperti Wireshark.Sama seperti Wireshark, Snort juga dapat menyimpan setiap paket yang di-capture ke dalam media penyimpan di modus packet logger mode. Akan tetapi berbeda dengan Wireshark, Snort dapat dipakai sebagai komponen NIDS dengan menjalankannya pada Network Intrusion Detection System mode. Pada modus yang terakhir ini, Snort akan menganalisa packet berdasarkan rule yang ada untuk mengenali adanya upaya serangan.



21 December 2018

Dokumentasi Kegiatan Mikrotik Marathon Bootcamp VI di Lampung

    Sesuai janji saya di artikel sebelumnya, dokumentasi berupa foto-foto kegiatan selama Mikrotik Marathon Bootcamp akan saya share di artikel ini, yeayyy.. Meskipun tidak banyak foto-foto yang dibagikan karena saya pribadi juga tidak terlalu eksis, hehe, tapi tak ada salahnya untuk berbagi meskipun sedikit.

     Training hari pertama tanggal 15 Desember 2018, kelas dibuka dengan MTCINE. Pfft, langsung ketemu sertifikasi level teratas padahal kami baru sampai di lampung pada malam hari tanggal 14 Desember :"(.
Pak Ziad Sobri sedang presentasi (1)
Hari pertama training Mikrotik Marathon Bootcamp
"Loh Mas, kok itu pesertanya ada yang muda dan ada yang tua, gimana sih ?"
"Jadi gini, yang ikut bootcamp itu bukan cuma saya dan 4 orang teman saya yang masih SMK saja, tapi ada juga yang sudah cukup dewasa mulai dari Guru, Konsultan IT, maupun profesi lainnya yang ingin mengenal lebih dalam lagi tentang MikroTik."
Foto saat breakfast di depan rumah pak Ziad Sobri
    Kelas MTCINE ditutup dengan exam pada malam hari tanggal 17 Desember 2018. Keesokan paginya, tanggal 18 Desember 2018, dibuka kelas MTCIPv6. Malamnya exam, paginya training lagi, sip. Seusai dibuat pusing dengan inter-networking BGP, kami disambut oleh kalkulasi 128bit IPv6 + Reverse IPv6 yang bikin mata merem melek :").

Makan malam aka dinner bersama (1)
Makan malam aka dinner bersama (2)
   Kelas MTCIPv6 ditutup setelah exam pada pagi hari tanggal 19 Desember 2018. Kemudian, kami diberi waktu untuk istirahat dan seusai sholat dzuhur dibuka kelas MTCUME. Pfftt, paginya exam siangnya training lagi terus ketemuan deh sama Tunnel. Berikut foto sewaktu makan malam alias dinner,

"Kok fotonya pas dinner lagi sih, Mas ?"
"Soalnya kalo difoto pas lagi nge-LAB, mukanya suram".

Makan malam aka dinner bersama (3)
Makan malam aka dinner bersama (4)
Pak Ziad Sobri sedang presentasi (2)
   Exam MTCUME dilaksanakan pada pagi hari tanggal 20 Desember 2018. Strateginya tetap sama, paginya exam siangnya training lagi. Kali ini dibuka kelas MTCTCE dengan bagan Packet Flow-nya yang "Simple" dan HTB Distribution-nya yang cukup membuat pusing kepala.

Foto bersama sebelum Exam (1)
Foto bersama sebelum Exam (2)
Foto bersama sebelum Exam (3)
Foto bersama sebelum Exam (4)
   Setelah kelas MTCTCE dan exam-nya selesai pada pagi hari tanggal 21 Desember 2018, kami diinstruksikan untuk kembali ke tempat training karena akan ada presentasi atau sharing session dari peserta bootcamp sekaligus beristirahat seusai exam.
Pak Ziad Sobri sedang presentasi (3)
   Presentasi dimulai oleh pak April Rustianto dengan materi presentasinya tentang Network Engineer Life.
Foto presentasi pak April Rustianto (1)
Foto presentasi pak April Rustianto (2)
    Kemudian dilanjut oleh pak Hendra Harnanda dengan materi presentasinya tentang Cyber Security. 
Foto presentasi pak Hendra Harnanda
    Dan sharing session terakhir pada malam hari seusai shalat Isya' oleh mas Ahmad Lukman Hakim dengan materi presentasinya tentang pfSense load balancer.
Foto presentasi mas Ahmad Lukman Hakim
    Akhirnya kelas MTCWE dimulai keesokan harinya, dan Alhamdulillah saya berhasil lulus lagi. Lengkap sudah sertifikasi Mikrotik yang saya inginkan. Sekian artikel kali ini, terimakasih..



Pengalaman Mengikuti Mikrotik Marathon Bootcamp VI di Lampung

     Mikrotik Marathon Bootcamp, menurut Saya pribadi adalah suatu kegiatan berupa pelatihan (training) sekaligus sertifikasi Mikrotik yang dilakukan secara marathon atau terus menerus mulai dari satu sertifikasi mikrotik ke sertifikasi yang lain dalam jangka waktu yang relatif singkat, misalnya kurang dari 2 minggu. Salah satu trainer mikrotik yang mempelopori kegiatan ini adalah Ziad Sobri dengan agenda bootcampnya di Bandar Lampung.


     Alhamdulillah, setelah lulus sertifikasi MTCNA & MTCRE saya mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini. Mikrotik Marathon Bootcamp VI dilaksanakan pada tanggal  15 - 23 Desember 2018 di Bandar Lampung. Bisa dibilang ini adalah kali pertama saya pergi ke Lampung dan juga kali pertama naik kapal laut, hehe. Nah, disana peserta akan mendapatkan pelatihan sekaligus sertifikasi Mikrotik mulai dari MTCINE, MTCUME, MTCTCE, MTCWE, dan MTCIPv6E dengan syarat harus sudah lulus MTCNA & MTCRE. Berikut adalah Outline atau garis besar dari training yang dilaksanakan, yaitu.


  1. MTCINE
  • BGP
  • MPLS
  • Traffic Engineering
  2. MTCUME
  • PPP
  • PPTP, L2TP
  • PPOE
  • Bridging
  • IPSec
  • Hotspot
  • RADIUS
  3. MTCTCE
  • Packet flow diagram
  • Firewall filter/nat/mangle
  • Quality of Service
  • DNS client/cache
  • DHCP client/relay/serve
  • Web Proxy 
  4. MTCWE
  • Wireless Installations
  • Wireless Standard
  • Wireless Tools
  • Wireless Troubleshooting
  • Wireless Advanced Settings
  • 802.11n
  • Wireless Security
  • WDS and MESH
  • Wireless Bridging
  • Nstreme Protocol
  • Nv2 Protocol 
  5. MTCIPv6E
  •  Introduction to IPv6
  • IPv6 Protocol
  • IPv6 Packet
  • IPv6 Security
  • Transition Mechanisms
  • Interoperability

     Seperti kata mas Ariyolo, karena ini bersifat bootcamp maka motto kami adalah MY SLEEP GAK TERATUR. Jam tidur kami tidak teratur pagi, siang, malam digunakan untuk latihan beberapa case dan LAB-LAB yang tentunya membuat otak penat dan badan jadi kurang sehat :"). Tapi, asalkan ada niat dan kemauan, kita pasti bisa menjalankannya meskipun berat. Saat artikel ini ditulis, Saya sudah "mengantongi" 4 sertifikasi mikrotik yaitu MTCINE, MTCUME, MTCTCE dan MTCIPv6E. Kurang 1 sertifikasi lagi yakni MTCWE, yang kemungkinan akan dilaksanakan tanggal 22 atau 23 Desember 2018. Semoga lulus, Aamiin. :)

    Oke, cukup sekian pengalaman yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat ya :") Tengkyu.. Oh iya, dokumentasi berupa foto-foto kegiatan, ada di artikel selanjutnya ya :v

20 August 2018

Tutorial Sniffing Paket dengan Wireshark Lengkap dan Mudah

A. Network Sniffing

   Network Sniffing adalah suatu aktifitas menyadap paket-paket data yang berjalan di jaringan dengan menggunakan beberapa tools atau cara tertentu. Teknik ini sulit untuk dicegah karena meskipun kita telah menginstall berbagai macam software untuk mencegah serangan terjadi, namun pasti ada celah yang menjadi sumber masalah didalamnya.

B. Jenis Sniffing
  1.    Passive Sniffing adalah suatu kegiatan penyadapan tanpa merubah data atau paket apapun di jaringan. Teknik ini umum di lakukan pada Hub, karena prinsip kerja hub yang hanya bertugas meneruskan signal ke semua komputer (broadcast). Beberapa program yang di gunakan untuk melakukan aktifitas ini yaitu wireshark, cain-abel, dsb.
  2.    Active sniffing adalah kegiatan sniffing yang dapat melakukan perubahan paket data dalam jaringan agar bisa melakukan sniffing. Teknik ini merupakan kebalikan dari passive sniffing. Active sniffing umumnya di lakukan pada Switch. Active sniffing paling umum di lakukan adalah ARP Poisoning, Man in the middle attack(MITM).
C. Mengapa Menggunakan Wireshark ?

   Wireshark adalah tool atau software yang berguna untuk melakukan analisa dan pemantauan paket data jaringan. Wireshark melalukan monitoring paket secara real-time dan dapat melakukan penangkapan paket data serta menampilkannya selengkap mungkin pada pengguna, Sehingga kegiatan seperti sniffing juga dapat dilakukan dengan tool ini.


D. Tahapan Sniffing dengan Wireshark

   Disini Saya akan mencoba melakukan sniffing yakni melihat username dan password dari user yang masuk ke sebuah website melalui jaringan internet. Berikut langkah-langkahnya..

1. Hubungkan Laptop / PC ke jaringan internet
2. Jalankan aplikasi Wireshark
3. Jalankan aplikasi Wireshark, dan tentukan lewat interface mana perangkat kita (Laptop/PC) terhubung ke internet, misal disini saya melewati sambungan ethernet LAN


4. Pada menu capture, klik Start untuk memulai proses capture/rekam, biasanya fitur ini sudah auto on atau otomatis. Selanjutnya, Wireshark akan mulai merekam sambungan data beserta paket-paket yang mengalir dalam jaringan kita.



5. Sebagai contoh, kita coba login ke salah satu website di internet. Disini Saya coba login ke website download yakni k-bagi.


6. Setelah login, kita lakukan ping ke website tersebut untuk menemukan IP Address-nya. Dapat dilihat pada gambar, IP Address dari k-bagi adalah 119.81.2.142


7. Kemudian, buka aplikasi wireshark kembali, dan lakukan filter paket data yang terkirim ke website tujuan tadi dengan memasukan perintah berikut ini, ip.dst==<alamat_ip_web> &&http. Sebagai contoh, lihat pada gambar.


  • ip.dst digunakan untuk memfilter paket berdasarkan alamat IP tujuan.
  • http digunakan untuk memfilter paket berdasarkan protokol HTTP.

8. Setelah ter-filter, kita pilih paket ber-PROTOKOL HTTP dan ber-INFO POST serta bertuliskan /action/Account/login.


 9. Klik 2x pada paket tersebut, dan klik pada bagian HTML Form URL Encoded, didalamnya akan terlihat username dan password dari akun yang login ke website tadi.


   Oke, cukup sekian tutorial sniffing paket dengan Wireshark kali ini. Moga bermanfaat bagi Anda, terimakasih..

16 August 2018

Tutorial Instalasi Media Server di Ubuntu Dengan Plex

A. Pengertian Plex

    Plex adalah aplikasi media center/media server yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan mengakses berbagai file media seperti musik, video, dan foto dari satu perangkat ke perangkat lainnya.

    Kelebihan Plex adalah adanya fitur transcoding secara real-time, yang dengan fitur ini kita tidak perlu pusing apakah perangkat kita bisa memutar file media tersebut atau tidak. Semua file media akan di transcoding secara real-time agar bisa dinikmati di seluruh perangkat yang kita miliki. Kelebihan lainnya adalah adanya fitur MyPlex yang bisa kita gunakan untuk menghubungkan file media di rumah kita agar bisa diakses saat kita sedang di luar rumah. Kita bisa melihat film di komputer rumah kita melalui rumah teman, kantor, sekolah, dll.



B. Langkah - langkah Memasang Plex di Ubuntu

1. Download aplikasi/paket Plex Media Server yang akan digunakan di plex.tv/media-server-downloads, pilih platform sesuai OS yang Anda gunakan kemudian pilih distribusi yang anda gunakan. Karena disini Saya menggunakan Ubuntu 64-Bit maka berkas yang Saya download akan bernama plexmediaserver_1.13.5.5291-6fa5e50a8_amd64.deb


2. Tunggu hingga download selesai, kemudian upload paket Plex yang berekstensi .deb tersebut kedalam Ubuntu Server. Disini Saya menggunakan WinSCP agar lebih mudah saat proses upload.


3. Kemudian, jalankan Ubuntu server lalu masuk ke mode Root/Super User. Buka direktori tempat paket Plex yang tadi sudah di-upload lalu instal dengan perintah berikut.
 #dpkg -i nama_aplikasi_plex_media_server.deb


4. Langkah selanjutnya, Kita akses Plex Media Server dengan membuka browser (ChromeFirefox, dll) lalu masukan IP Address Ubuntu Server beserta Port yang digunakan oleh Plex. Masukan keyword: ip_address_server:32400/web, maka akan muncul Terms Of Service, klik Agree.


5. Kemudian akan muncul form login, isi saja sesuai alamat email milik kita beserta passwordnya bebas. Lalu klik Create An Account.



6. Selanjutnya akan diarahkan ke Server Setup, isi nama Media Server sesuai keinginan Anda lalu klik Next. Centang "Allow me to access.." agar media dalam server bisa diakses dari luar.


7. Klik Add Library jika Anda ingin memasukan perpustakaan media secara langsung, jika tidak klik Next saja.

8. Sampai ditahap Finish, klik Done.



9. Berikut adalah tampilan dari Media Server dengan menggunakan Plex.



C. Memasukan media kedalam Media Server Plex

    Untuk menambahkan media kedalam Plex, berikut ini caranya. Misal kita ingin memasukan Video/Movies kedalamnya. *Jangan lupa untuk meng-upload media, seperti musik, video, dll kedalam direktori User Home di Ubuntu. Untuk upload bisa menggunakan WinSCP dan caranya seperti meng-upload paket Plex ke Ubuntu Server.


1.  Klik Add Library, lalu..

      Select Type: Movies
      Add Folders: klik Browse For Media Folders, tentukan tempat media tersebut berada.




2. . Hasilnya akan terbentuk Playlist baru di dalam Plex yang berisi video/movies yang kita tentukan di dalam direktori tadi. Keuntungan menggunakan Plex, kita bisa mengupload semua media di dalam 1 direktori yang sama, sehingga lebih cepat dan efisien.


3. Untuk menjalankan media-nya, cukup arahkan kursor ke media yang diinginkan lalu klik tombol Play. Tunggu beberapa saat, maka media akan berjalan.


4. Untuk proses memasukan library media lain, seperti musik, foto, film, dll, caranya hampir sama seperti diatas. 

Begitulah proses/tahap instalasi media server di Ubuntu dengan menggunakan Plex, semoga bermanfaat bagi Anda. Terimakasih..